Picky eater kondisi susah makan atau hanya mau mengonsumsi makanan jenis tertentu saja.
Mengutip National Library of Medicine, picky eating perilaku penolakan terhadap makanan yang asing atau baru.
Seorang yang picky eater enggan menyantap makanan tertentu, karena menganggap ada senyawa yang memiliki bau dan rasa yang berbeda bagi sebagian orang.
Contohnya daun ketumbar bisa disukai sebagian orang.
Tapi sebaliknya, sebagian orang lainnya menganggap daun ketumbar memiliki rasanya aneh sehingga tak layak konsumsi.
Perilaku orang dewasa seperti itu biasanya dimulai sedari kecil.
Peneliti pangan dan nutrisi Marcia Pelchat mengatakan, normal jika anak-anak mengalami tahap memilih makanan biasanya sampai umur tiga tahun.
Tapi, jika kebiasaan itu dibiarkan sampai dewasa, ia akan menjadi picky eater.
“Kadang-kadang seseorang akan melakukan pilih-pilih makanan, seperti tidak memakan kismis, menghindari lemak akibat diet, atau yang lainnya.
Namun picky eating bukan hal yang seperti itu,” tuturnya.
Seorang picky eater biasanya melakukan tindakan yang ekstrem, seperti menghindari semua buah-buahan atau sayuran.
Mengutip WebMD, sebagian besar picky eater, biasanya akan mengonsumsi makanan yang bisa diterima saja.
1.
Gampang merasa jijik Picky eater terlalu sensitif dan menolak bau, tekstur, dan rasa dari makanan tertentu.
2.
Menolak untuk mencoba makanan baru Seorang picky eater biasanya hanya akan menyantap makanan yang bisa diterima saja.
Beberapa orang bahkan akan sangat menolak untuk mencoba makanan baru.
3.
Tidak tertarik makanan Orang yang picky eater biasanya tidak pernah menikmati makanan yang dikonsumsi.
Makanan cuma dianggap kebutuhan biologis, bukan prioritas.
Lebih ekstrem lagi, seorang picky eater mau makan jika kondisi, lingkungan, dan makanan yang ada menurut dia cukup menarik.
4.
Makan secara perlahan Walaupun memang tidak disarankan mengonsumsi makanan secara tergesa-gesa, tapi seorang picky eater bisa melebihi 30 menit untuk menghabiskan santapannya.
Picky eater dianggap kondisi yang masih dimaklumi.
Tapi, jika sampai menimbulkan penyakit serius, seperti kondisi avoidant restrictive food intake disorder, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui lebih dalam tentang kondisi tubuh.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.